Kegemukan (obesitas) selain dapat menyebabkan meningkatnya angka
kesakitan dan kematian juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes
mellitus (DM), kanker, sleep apnea, osteoartritis, gout, dislipidemia,
batu empedu, dan lain-lain.
WASPADA Online
Kegemukan (obesitas) selain dapat menyebabkan
meningkatnya angka kesakitan dan kematian juga menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung
koroner, diabetes mellitus (DM), kanker, sleep apnea, osteoartritis,
gout, dislipidemia, batu empedu, dan lain-lain.
Jika pada masa lalu kegemukan sering diartikan dengan sehat, makmur,
subur, dan bahkan dapat meningkatkan prestise (gengsi) seseorang maka
pada masa kini, persepsi tersebut telah berubah menjadi momok yang
menakutkan bagi kebanyakan orang.
Kegemukan juga sering menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari
atau kurang lincah, selain daripada itu, sering mengalami depresi, baik
yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungannya.
Di negara-negara barat, kejadian kegemukan sangat tinggi, sehingga telah
dianggap sebagai epidemi. Sementara itu, akibat adanya pengaruh faktor
lingkungan dan perubahan gaya hidup serta pola makan yang
kebarat-baratan di negara sedang berkembang seperti Indonesia, terjadi
pula peningkatan kejadian kegemukan yang drastic.
Di Indonesia sendiri, walaupun belum ada penelitian yang baku mengenai
kegemukan, akan tetapi peningkatan kejadian kegemukan dapat dijumpai
khususnya di kota-kota besar. Dari hasil penelitian epidemiologi di
Koja, Jakarta Utara dalam periode sepuluh tahun (l982 dan 1992/93)
menunjukkan adanya peningkatan angka berat badan (BB) lebih dan
kegemukan (Indeks Massa Tubuh/ IMT e" 25) dari 4,2 menjadi 10,9 % pada
pria dan dari 7,1 % menjadi 24,1 % pada wanita.
Angka persentase ini tampaknya hampir mendekati perkiraan BB lebih dan
kegemukan pada populasi di Indonesia yaitu BB lebih untuk pria dan
wanita 12,8 % dan 30 %, sedangkan obesitas pria 2,5 % dan wanita 5,9 %.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa kegemukan terutama pada lanjut
usia (lansia) menimbulkan banyak masalah dan memperbesar risiko
seseorang terserang penyakit degeneratif sebagaimana diuraikan di atas.
Kegemukan juga merupakan penyebab kematian kedua setelah merokok yang
harus dicegah.
Obesitas
Obesitas adalah BB sangat berlebih yang terutama disebabkan
akumulasi lemak tubuh. Pada umumnya, para ahli sepakat bahwa IMT e" 30
dinyatakan sebagai obesitas, yaitu BB dalam kg dibagi pangkat dua tinggi
badan (TB) dalam cm . Pada keadaan tertentu, IMT tidak dapat digunakan,
misalnya pada lanjut usia, kehamilan, edema.
Jenis Obesitas
Berdasarkan Penyebaran Lemak, obesitas akan membahayakan
kesehatan jika kelebihan lemak di dalam tubuh tersebar pada tubuh
bahagian atas, seperti perut, dada, leher dan muka. Berdasarkan ini maka
dapat digolongkan atas kegemukan tipe buah apel (sebahagian besar
berupa sel lemak yang besar dan jenuh) dan tipe buah pir (sebahagian
besar berupa sel lemak yang kecil dan tidak jenuh)
Pengukuran Obesitas
Selain dari pada pengukuran obesitas dengan memakai IMT, ada
beberapa pengukuran yaitu : lingkar Pinggang (waist circumference) yang
di ukur dengan lingkar yang melalui pusat, perbandingan lingkar pinggang
dan panggul yang diukur lingkar pinggang maksimum.
Lingkar pinggang diukur melalui bokong, Perbandingan lingkar pinggang
dan panggul merupakan salah satu ukuran yang menggambarkan distribusi
lemak tubuh pada dinding perut dan jaringan di bawahnya yang dapat
dipakai sebagai faktor risiko oenyakit degeneratif. Perbandingan ini
meningkat masing-masing dengan pertambahan usia dan BB lebih maupun
kombinasi.
Menurut Seidell dkk (1987) bahwa rata-rata perbandingan lingkar pinggang
dan panggul untuk pria dan wanita masing-masing 0,90 dan 0,77.
Selain daripada itu, pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan
mengukur tebal lipatan kulit sekitar otot lengan atas (triseps), bahu,
dan paha.
Dampaknya
Beberapa studi menunjukkan sebagai berikut bahwa risiko yang paling
rendah untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker adalah
mereka yang mempunyai nilai IMT 21-25, risiko meningkat sedikit jika
nilai IMT 25-27,. risiko nyata jika IMT 27-30, risiko sangat menonjol
jika IMT >30.
Pada umumnya, obesitas dapat memperberat penyakit dengan beberapa cara :
Perubahan metabolisme : Akibat lemak yang meningkat, sel2 lemak membesar
dan menghasilkan sejumlah zat2 kimia yang meningkatkan risiko untuk
mendapat penyakit, seperti DM, hipertensi, batu empedu, dan beberapa
jenis kanker.
Meningkatnya massa : meningkatnya BB menyebabkan gangguan struktur tubuh
yang mengakibatkan kerusakan sel dan penyakit, termasuk osteoartritis
dan sleep apnea.
Jenis sel lemak yang berbahaya : lemak yang terdistribusi pada daerah
perut dan bahagian atas dari tubuh menyebabkan risiko kesehatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan lemak yang tersebar dalam bentuk buah
pir disekitar paha dan panggul.
Risiko mendapat penyakit akibat obesitas yakni:
Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko
kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah apel
mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung
dibandingkan dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut
secara spesifik dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu
pembuluh darah arteri utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.
Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin
menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik. Berbagai
penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat untuk
mengurangi tekanan darah.
Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin
bertanggung jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 % pada
wanita. Mekanismenya belum jelas.
Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas
tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi
kadar trigliserida (TG) biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL)
cenderung menurun yang keduanya menyebabkan penyakit jantung.
Resistensi insulin dan DM tipe2
Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada kenyataannya
memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB dapat menjadi kunci di
dalam mengontrol terhadap DM tipe 2, yang mempunyai kelainan berupa
ketidakmampuan menggunakan insulin di dalam metabolisme glukosa.
Keadaan ini sering disebut dengan resistensi insulin dan juga
dihubungkan dengan hipertensi dan kelainan pembekuan darah. Walaupun
mekanisme yang tepat hubungan antara obesitas dan DM tipe 2 sama sekali
belum jelas, tetapi sel2 lemak dapat melepaskan zat2 kimia tertentu yang
menghambat kepekaan tubuh terhadap insulin.
Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah
perut, gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin.
Tampaknya faktor genetik berperanan, walaupun obesitas dan makan yang
cepat memegang peranan penting di dalam perkembangan sindroma ini.
Sindroma metabolik secara signifikan dihubungkan dengan penyakit jantung
dan angka kematian yang lebih tinggi.
Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli
percaya bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat
mengurangi kejadian kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan risiko
kanker dalam hubungannya dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut
growth factor, yang mana dapat merangsang pertumbuhan sel yang
menyebabkan kanker.
Tatalaksana
Penyakit Yang Sering Timbul Akibat Kegemukan Menurut National Heart Lung
and Blood Institute (NHLBI), penatalaksanaan meliputi :
Diet: Diet rendah dan lemak, dengan asupan 800-1500 kal/hari
atau pengurangan kalori 500-1000 kal/hari dari asupan yang biasa, dapat
mengurangi BB ½-1 kg per minggu.
Aktivitas Fisik: Hal ini akan meningkatkan pemakaian enersi yang menyebabkan berkurangnya lemak tubuh.
Modifikasi Perilaku: meliputi pemberian nasehat kepada pasien
untuk memantau BB, mengatasi stres, hindari hal-hal yang menyebabkan
kegemukan, solusi masalah pencapaian tujuan dan lain-lain. Obat-obatan
yang menekan nafsu makan dan mengurangi penyerapan usus |
KEUNGGULAN GREEN WORLD SLIMMING CAPSULE
BalasHapusDibanding Pelangsing Lainnya:
?. Tidak Membuat Rahim Kering (Wanita)
?. Tidak Menyebabkan Ketergantungan (Yo-yo Effect) dan dapat dihentikan penggunaannya jika sudah cukup merasa ideal
?. Tidak Menyebabkan Diare, Mulas, Gemetara, Pusing, Jantung Berdebar-debar, dan lain-lain.
?. Aman Untuk Penderita Maag
?. Menurunkan dan Membakar Lemak Secara Efektif, dan Tidak Menimbulkan Efek Samping Berbahaya Bagi Kesehatan Tubuh.
?. Membantu Menahan Nafsu Makan.
?. Membantu Mempercepat Penguraian Lemak Dan Menghambat Penyerapan Lemak dalam Usus dan Lambung
?. Bekerja Efektif Untuk Wanita Maupun Pria
?. BPOM TI 124347171
Harga 215.000
Harga Resmi satu botol Green World Slimming Capsule adalah Rp. 215.000. Jika Anda Membeli Dengan Harga Yang Lebih Murah, DIPASTIKAN PASLU atau TIDAK ASLI. Karena Perusahaan Green World Indonesia Tidak Mengizinkan Menjual Produk Dibawah Harga Yang Sudah Ditentukan.
AWAS !! PELANGSING TANPA BPOM, BERAKIBAT MENGHANCURKAN GINJAL !!!
SMS/TLP/WA: 0812-1282-4885
BBM: 5B87D74F
green World Slimming
green world slimming
green world slimming
green world indonesia